Ada kisah kelam dari sejarah panjang gereja sebelum reformasi. Yaitu ketika Roma Katolik memperjual-belikan surat indulgensi. Barang siapa yang membelinya akan dapat penghapusan (pengampunan) dosa atau pengurangan untuk siksa dosa di api penyucian. Dana dari hasil penjualan itu dipakai untuk mendanai perang salib yang waktu itu sedang terjadi dan juga untuk membangun basilica St. Petrus (sekarang di Vatikan). Oleh karena menyimpang jauh dari ajaran teologi yang benar, untuk itulah Martin Luther bersikeras untuk melawannya. Sebab bagi Luther, keselamatan dan pengampunan dosa tidak mungkin diusahakan manusia. Semua itu dikerjakan oleh kemurahan hati Allah sendiri di dalam Yesus Kristus. Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma soal keselamatan adalah hal yang misterius. Itu ruang yang tidak diketahui oleh manusia. Keselamatan diperoleh hanya karena anugerah dan kemurahan hati Allah yang tidak terpikirkan oleh manusia. Maka itu Efesus 2:8-9 memberitahu agar jangan ada seorang pun yang memegahkan diri karena keselamatan itu anugerah Allah. Paul Washer mengatakan “The only thing I have contributed to my salvation is my sin.” Artinya, tidak ada satu pun kelayakan kita memperoleh anugerah keselamatan karena itu pemberian Allah dari kemurahan hati-Nya yang besar. Hal ini dikatakan Paulus agar jemaat non-Yahudi yang telah percaya tidak menjadi sombong dan menuding orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang tidak mendapat bagian di dalam Tuhan. Sikap yang benar dalam merespons kasih dan anugerah keselamatan dari Tuhan adalah dengan bersyukur setiap waktu. Sebab apa jadi nya anda dan saya jika Kristus tidak mati untuk kita. Maka itu, jikalau kita begitu bersyukur atas anugerah keselamatan Tuhan, maka yang perlu kita lakukan adalah membagikan sukacita itu pada orang yang belum mendapat bagian. Itulah satu-satunya balasan yang harus kita berikan kepada Tuhan.